Tarian Tradisional Nias
Tarian Tradisional Nias |
Tarian Tradisional Nias merupakan salah satu tarian yang unik dan menarik dari sejumlah tarian tradisional yang terdapat di Indonesia. Tarian Tradisional Nias telah hadir sejak dahulu kala dan sekarang ini menjadi salah satu pameran tradisional yang selalu menjadi perhatian publik hingga mancanegara.
Tarian Tradisional Nias Tempo Dulu
Pada masa lampau, Tarian Tradisional Nias ini tidak difungsikan sebagai pameran budaya Nias seperti sekarang ini, tetapi hanya dilaksanakan pada acara-acara adat tertentu yang diizinkan oleh para raja atau petinggi suatu desa di Pulau Nias.
Sejarahnya, pada masa penjajahan di Nias, setiap desa yang dipimpin oleh seorang Si'ulu dan beberapa petinggi pendukungnya seperti ketua adat, Si'ila (Nias selatan), dll, mereka memiliki hak yang penuh untuk mengatur cara kehidupan warga desanya. Setiap keputusan hanya boleh dilakukan oleh pimpinan dimaksud.
Pada masa itu, setiap desa dengan desa yang lainnya tidak memiliki hubungan yang cukup harmonis berhubung setiap dari mereka ingin menunjukkan serta memperebutkan kekuasaan daerah sehingga tidak sedikit perlawanan atau perang antar kampung terjadi.
Terlebih, ketika perampokan atau penculikkan manusia yang terjadi di berbagai daerah waktu itu membuat masyarakat Nias tidak merasa nyaman dan selalu tertutup. Penculikan tidak hanya terjadi pada anak perempuan Nias, pada anak lelaki pun demikian.
Terlebih, ketika perampokan atau penculikkan manusia yang terjadi di berbagai daerah waktu itu membuat masyarakat Nias tidak merasa nyaman dan selalu tertutup. Penculikan tidak hanya terjadi pada anak perempuan Nias, pada anak lelaki pun demikian.
Dengan banyaknya kejadian-kejadian yang tidak baik pada masa itu, maka para pemimpin setiap desa mendirikan pasukan pertahanan mereka sendiri untuk menangkal serangan musuh. Pada masa itu juga setiap desa melatih dan mendidik para warga desanya yang memiliki potensi untuk menjadi pasukan / prajurit perang.
Banyak latihan yang mereka adakan seperti contoh melompati batu setinggi dua meter, latihan menombak dan berbagai latihan taktik perang lain masa itu. Semua itu mereka lakukan demi mempertahankan kelangsungan hidup komunitas mereka.
Di setiap acara adat masa itu, tarian yang dilaksanakan adalah tarian penyambutan dan penghormatan terhadap raja (si'ulu). Selain itu, tarian yang dilakukan oleh para wanita masa itu adalah tarian untuk memberikan semangat kepada para prajurit perang yang akan diutus ke medan perang.
Tarian yang diperankan masa itu memberikan isyarat bahwa para wanita dengan sejumlah orang lainnya yang mereka tinggalkan di desa akan tetap baik-baik saja. Pada tarian tersebut sekaligus diiringi dengan tarian baluse oleh para prajurit perang yang akan diutus.
Tarian yang diperankan masa itu memberikan isyarat bahwa para wanita dengan sejumlah orang lainnya yang mereka tinggalkan di desa akan tetap baik-baik saja. Pada tarian tersebut sekaligus diiringi dengan tarian baluse oleh para prajurit perang yang akan diutus.
Begitu pula sebaliknya ketika para prajurit perang pulang dari medan perang dengan selamat, maka perayaannya akan disambut dengan tarian yang dilakukan oleh para wanita di desanya sebagai tanda syukuran keselamatan dan kebahagiaan bagi komunitas mereka.
Pada acara kepulangan para prajurit, para pria dengan perlengkapan perangnya ikut mengambil bagian dengan tarian baluse dalam memeriahkan kepulangan mereka dari medan perang. Itulah tarian yang sekarang ini dikenal dengan tarian perang yang diperankan oleh para pria dengan sejumlah perlengkapan perangnya.
Pada acara kepulangan para prajurit, para pria dengan perlengkapan perangnya ikut mengambil bagian dengan tarian baluse dalam memeriahkan kepulangan mereka dari medan perang. Itulah tarian yang sekarang ini dikenal dengan tarian perang yang diperankan oleh para pria dengan sejumlah perlengkapan perangnya.
Tarian Tradisional Nias Masa Kini
Beranjak dari sejarah atau fenomena kehidupan di masa lampau, sekarang ini Nias sudah jauh lebih baik dan harmonis. Nias sudah bebas dari kegiatan peperangan. Oleh karena jasa para leluhur Nias yang sudah berjuang dan mengorbankan nyawa demi Nias, sekarang ini tradisi leluhur dalam hal tari-tarian masih dilestarikan dengan berbagai nilai estetika yang terkandung di dalamnya.
Tarian Tradisional Nias sekarang ini dilaksanakan dalam berbagai acara adat Nias serta difungsikan sebagai Pameran budaya Nias (Nias Expo) untuk dunia.
Tarian Tradisional Nias sekarang ini dilaksanakan dalam berbagai acara adat Nias serta difungsikan sebagai Pameran budaya Nias (Nias Expo) untuk dunia.
Jenis-jenis Tarian Tradisional Nias, antara lain:
[1] Tari Moyo adalah salah satu tarian tradisional Nias yang diperankan oleh penari perempuan. Tarian ini disebut sebagai tari moyo (elang) karena gaya dan cara menarinya seibarat gerakan elang yang terbang di langit.
Para penarinya akan menunjukkan gerakkan tangan yang menyerupai gerakan elang yang sedang mengepakkan sayapnya. Tarian ini digunakan untuk menyambut tamu terhormat atau acara tertentu lainnya.
Para penarinya akan menunjukkan gerakkan tangan yang menyerupai gerakan elang yang sedang mengepakkan sayapnya. Tarian ini digunakan untuk menyambut tamu terhormat atau acara tertentu lainnya.
[2] Tari Baluse adalah salah satu tarian tradisional Nias yang diperankan oleh para lelaki/ pria dengan mengenakan pakaian dan perlengkapan perang. Tarian ini bertujuan untuk menunjukkan semangat berperang yang luar biasa.
Sekarang ini, tarian baluse lebih dikenal dengan sebutan tarian perang. Tarian ini biasanya dilaksanakan dalam acara tertentu, termasuk dalam penyambutan tamu di pulau Nias.
Sekarang ini, tarian baluse lebih dikenal dengan sebutan tarian perang. Tarian ini biasanya dilaksanakan dalam acara tertentu, termasuk dalam penyambutan tamu di pulau Nias.
[3] Tari Mogaele adalah salah jenis tarian tradisional Nias yang berasal dari desa Hilinawalo Fau, kemacatan Fanayama, Nias Selatan. Tari mogaele ini dilaksanakan oleh para wanita. Dalam tarian ini, kelemah-lembutan gerakan sangat diutamakan.
Tujuan dari tarian ini adalah untuk menunjukkan pada dunia bahwa kebahagiaan hidup ada dalam perdamaian. Selain itu, tarian ini biasanya dilaksanakan pada acara adat tertentu, termasuk pada penyambutan tamu dan fame'e afo.
Tujuan dari tarian ini adalah untuk menunjukkan pada dunia bahwa kebahagiaan hidup ada dalam perdamaian. Selain itu, tarian ini biasanya dilaksanakan pada acara adat tertentu, termasuk pada penyambutan tamu dan fame'e afo.
[4] Tari Maena adalah salah satu jenis tarian tradisional Nias yang sering dilaksanakan pada acara adat, termasuk acara pernikahan. Para pelaku maena ini bisa dari pria maupun wanita yang jumlah personilnya tidak terbatas alias bebas.
Dalam pelaksanaan tari moyo, mogaele dan baluse, pakaian adat selalu dikenakan. Akan tetapi, pada tari maena, pakaian adat boleh dikenakan maupun tidak.
Pakaian yang mereka kenakan pun memiliki makna dari jenis warna maupun corak yang menghiasinya. Sekilas penjelasan mengenai pakaian tarian tradisional Nias di bawah ini:
Pakaian Tarian Tradisional Nias
Selain jenis tariannya, ternyata pakaian tradisional Nias memiliki makna tersendiri yang menciri khaskan Nias. Corak warna pakaian tradisional Nias hanya terdiri dari 3 warna saja yaitu warna Merah, Kuning dan Hitam. Ketiga macam warna tersebut memiliki makna yang tersirat di dalamnya:
- Merah. Warna merah melambangkan keberanian/ semangat.
- Hitam. Warna hitam melambangkan situasi atau keadaan yang susah, sedih atau berkabung.
- Kuning. Warna kuning melambangkan kejayaan, kemakmuran.
Pakaian tersebut didesain dengan penuh makna yang menciri-khaskan Nias.
Demikianlah penjelasan tentang Tarian Tradisional Nias yang telah menarik perhatian dunia untuk Indonesia pada umumnya. Segala kekurangan dalam artikel ini, mohon disampaikan melalui kolom komentar di bawah.
Terimakasih telah membaca, semoga bermanfaat untuk anda.
Posting Komentar untuk "Tarian Tradisional Nias"
Posting Komentar